Ragam bahasa ini pada pokoknya    dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Ada    pendapat yang mengatakan bahwa ragam tulis adalah pengalihan ragam lisan    kedalam ragam tulis. Pendapat ini dapat dibenarkan seratus persen   sebab  tidak semua ragam lisan dapat dituliskan. Kedua ragam itu    berbeda,perbedaannya adalah sebagai berikut :
1.   Ragam lisan adanya menghendaki adanya orang kedua teman  berbicara  yang  ada di depan pembicara sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan  adanya  teman bicara berada di depan.
2.   Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal seperti   subyek   predikat obyek tidak terlalu dinyatakan. Contoh orang    yang berbelanja   di pasar.
            "Bu, berapa cabenya"? Tiga puluh", 
            "Bisa kurang?" 
            "Dua lima saja, Nak."
Ragam Baku dan Tidak Baku
Ragam    baku adalah ragam yang dikembangkan dan diakui oleh masyarakat  pemakai   sebagai bahan resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa  dalam   penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak  diiembagakan dan   ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma  ragam baku.
- Kemantapan dinami.    
- Seragam.
Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
1. Ragam    baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku    pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang    mendahulukan ragam baku tulis secara nasional. Menerbitkan dengan    pedoman umum bahasa Indonesia yang telah disempumakan.
2. Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku bacaan yang dinamakan Taman Bacaan Rakyat yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Balai Pustaka menerbitkan buku seperti : Siti Nurbaya dan Salah Asuhan.
2. Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku bacaan yang dinamakan Taman Bacaan Rakyat yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Balai Pustaka menerbitkan buku seperti : Siti Nurbaya dan Salah Asuhan.
3.    Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda    yang menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir    Alisyahbana dkk.
4. Kemudian pada 19 Maret    1947 diresmikan penggunaan penggunaan Republik (Ejaan Suwandi) sebagai    pengganti ejaan Van Qphuijsen yang bertaku sebelumnya.
FUNGSI BAHASA INDONESIA
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Lambang kebanggaan kebangsaan.
2. Lambang indentitas nasional.
3. Alat perhubungan antarwarga, antar daerah, dan antar budaya.
4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan   latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam   kesatuan kebangsaan Indonesia.
CIRI-CIRl RAGAM ILM1AH
1.  Menggunakan kata-kata dan istilah yang nonfiguratif / bermakna ganda konotasi.
2.   Menggunakan kalimat efektik / langsung ke pokoknya.
3.   Menghindari bentuk personal dengan tujuan menjaga obyektivitas.
4.   Mengutamakan kepaduan dan keruntunan isi.
Pengertian Diksi 
ialah    memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan salah satu    unsur yang terpenting dalam dunia karang mengarang atau dalam dunia    tutur setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar